Rina
sekarang duduk di kelas IX menginjak semester genap, dia merasa bingung
sehubungan dengan sekolah lanjutan yang cocok dengan cita-citanya. Dia lahir di
lingkungan seorang pendidik, orang tua perempuannya sangat berharap Rina kelak
menjadi seorang guru sementara ayahnya memberi kebebasan dia dalam menentukan
jenis pekerjaan atau karirnya kelak. Dalam hal mendidik anak, sang ayah
sangatlah tegas dalam memberi rambu-rambu belajar yaitu seorang anak jika ingin
membahagiakan orang tua salah satunya harus mampu menunjukkan prestasi yang
baik termasuk dalam hal prestasi belajar. Ayah Rina sering memberi
contoh-contoh riil anak-anak yang berprestasi termasuk saudara dari ayah Rina
di kampung yang rata-rata berprestasi dalam sekolahnya. Sementara sang ibu
lebih luwes dan berusaha memahami anak dalam belajar. Dalam diri Rina muncul
suatu angan-angan atau lebih tepatnya rasa beban sehubungan dengan
pendidikannya. Karena sang ibu berpendidikan sarjana (S1) satu sisi sang ayah berpendidikan
pasca sarjana (S2) sehingga dia merasa minimal harus duduk di bangku
perkuliahan. Rina mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang ilmuwan dalam ilmu
eksakta.
Dari contoh di atas tidak meutup
kemungkinan juga dirasakan oleh para peserta didik yang lain yang saat ini
duduk di kelas IX semester genap, dimana peserta didik merasa kebingungan
memilih pendidikan lanjutan yang sesuai untuk dirinya sendiri dan kadang-kadang
permasalahan semakin berat mana kala adanya campur tangan orang tua. Jika orang
tua bijak maka akan semakin terbantu permasalahan peserta didik. Tetapi
permasalahan akan semakin berat manakala orang tua memaksakan kehendak pada
peserta didik dalam memilih pendidikan lanjutan. Orang tua yang bijak adalah
masih tetap menghargai anak dan memberikan alternatif-alternatif yang bijak
pula. yang Permasalahan tersebut tidak boleh dipandang
enteng, karena menyangkut masa depan peserta didik.
Sehubungan dengan sekolah lanjutan yang
merupakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik, maka ada
beberapa hal (faktor) yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan sebelum menentukan pemilihan sekolah lanjutan.
Permasalahan
yang dihadapi Rina adalah suatu masalah yang wajar dan tidak menutup
kemungkinan masalah tersebut juga dihadapi oleh orang lain. Pada dasarnya dalam
memilih sekolah lanjutan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Faktor
Bakat
2. Faktor
Minat
3. Faktor Kemampuan
(internal dan eksternal)
A.
Faktor
Bakat
Tentang Bakat ada
beberapa pendapat antara:
1. William
B.Michael: kemampuan individu untuk melakukan tugas , yang sedikit sekali
tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
2. Woodworth
dan Marquis: bakat adalah kemampuan (ability)
yang meliputi achievement( actuality
ability), capacity (potential ability) dan aptitude
Ø Achievement
merupakan actual ability , yang dapat
diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.
Ø Capacity
merupakan potential ability , yang
dapat diukur tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan
individu, dimana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan
training yang intensif dan berpengalaman.
Ø Aptitude,
yaitu kwalitas yang hanya dapat diungkap / diukur dengan tes khusus yang
sengaja dibuat untuk itu.
Pendapat tentang bakat masih banyak
lagi, tetapi sebagai gambaran yang gampang sesuai dengan pendapat William
B.Michael adalah sebagai berikut:
Putri adalah siswi yang mempunyai
bakat melukis dan mempunyai tingkat penalaran tinggi dalam mengapresiasikan
suatu permasalahan, berbeda dengan Tika yang tidak memiliki bakat melukis,
Putri akan lebih cepat dan hasil yang lebih baik dalam melaksanakan tugas
melukis dibandingkan Tika walaupun antara Putri dan Tika mendapatkan materi
pelajaran dari guru yang sama dan dalam waktu yang bersamaan juga. Lebih jauh
lagi seorang siswa yang bernama Putri tersebut akan berhasil jika melanjutkan
sekolah ke SMA dalam rangka mempersiapkan diri kejenjang perguruan tinggi
misalnya jurusan arsitektur.
B.
Faktor
Minat
Minat pada dasarnya adalah rasa
ketertarikan individu pada suatu hal (aktifivas). Minat merupakan suatu fungsi
jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat
merupakan kekuatan dari dalam diri individu dan tampak dari luar sebagai suatu
aktivitas. Dalam berfungsinya minat ini merupakan perpaduan antara fikiran dan
perasaan.
Sebagai suatu gambaran, Farida adalah seorang siswi yang
sangat menaruh minat gberhasil mendalami ilmu beladiri karate dibandingkan
dengan anak lain yang kurang memiliki minat pada ilmu beladiri karate walaupun
mereka berlatih bersamaan dengan pelatih yang sama.
C.
Faktor
Kemampuan
Faktor kemampuan
pada dasarnya secara garis besar dibagi 2 (dua)yaitu:
1.
Kemampuan internal,
yaitu kemampuan yang berasal dari diri individu itu sendiri, yaitu kemampuan
intelektual.
2.
Kemampuan eketernal,
yaitu suatu kemampuan yang berasal dari luar diri individu yang sangat
mendukung terealisasinya cita-cita yaitu kemampuan ekonomi orang tua walaupun
sifatnya tidak mutlak.
Jenis-jenis Sekolah Lanjutan
Pada
dasarnya sekolah lanjutan setelah jenjang SMP secara garis besar dapat dibagi 2
(dua) yaitu:
1. Sekolah
Menengah Atas ( SMA )
2. Sekolah
Menengah Kejuruan ( SMK )
I. Sekolah
Menengah Atas ( SMA ) adalah sekolah lanjutan setelah jenjang SMP yang bersifat
umum. Peserta didik yang mempunyai cita-cita untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi lagi (kuliah) adalah tepat sekali jika setelah SMP melanjutkan ke
SMA. Program / jurusan di SMA ada 3 (tiga) yaitu:
1.
Program / Jurusan IPA
2.
Program / Jurusan IPS
3.
Program / Jurusan
Bahasa.
II. Sekolah
Menengah Kejuruan ( SMK ) adalah sekolah lanjutan setelah jenjang SMP yang
bersifat khusus, sehingga diharapkan setelah lulus jenjang ini peserta didik
bisa langsung memasuki dunia kerja. Jenis Sekolah Menengah Kejuruan
bermacam-macam antara lain:
1. STM
(Sekolah Teknologi Menengah)
a. Mesin d.
Bangunan / sipil
b. Listrik e.
Informatika
c. Elektronika f. dan lain-lain
2.
SMEA
(Sekolah Menengah Ekonomi Atas)
a. Akuntansi
b. Perkantoran
3. Sekolah
Pelayaran Menengah
a. Nautika
b. Mesin
c. Dan
lain-lain
4. Sekolah
Menengah Farmasi (SMF)
5. Sekolah
Menengah Industri Pariwisata (SMIP)
6.
Sekolah
Menengah Seni Rupa (SMSR)
7.
Sekolah
Menengah Analis Kesehatan (SMAK)
8.
Dan
lain-lain
Selain sekolah yang ditempuh melalui jalur
formal ada beberapa jenis sekolah lanjutan yang non formal, yang mana sekolah
ini lebih banyak dikenal dengan nama kursus-kursus ketrampilan. Para lulusan
kursus ketrampilan diharapkan lebih siap masuk dunia kerja daripada lulusan
sekolah lanjutan yang bersifat formal. Adapun jenis kursus-kursus ketrampilan
tersebut antara lain:
1. Kursus
Komputer 4.
Kursus Montir
2. Kursus
Menjahit / modes 5.
Dan lain-lain
3. Kursus
Elektronika
Dengan mengetahui atau memahami bakat,
minat dan kemampuan yang dimiliki maka peserta didik akan lebih mudah
menentukan pilihan sekolah lanjutan yang diinginkan. Misalnya seorang peserta
didik yang memiliki bakat dan minat di bidang otomotif, memiliki kemampuan
internal (kecerdasan) yang mendukung di sisi lain kemampuan eksternal (kemampuan
ekonomi orang tua) kurang mendukung maka peserta didik tersebut bisa
melanjutkan ke SMK jurusan otomotif. Setelah lulus dan bekerja siswa tersebut
bisa melanjutkan pendidikan tinggi jurusan otomotif. Sehingga walaupun
kemampuan eksternal (ekonomi orang tua) kurang mendukung selama peserta didik
memilih pendidikan lanjutan yang tepat dan
memiliki semangat belajar tinggi
maka bukan suatu hal yang mustahil jika peserta didik tersebut akan berhasil.
1 Comments
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com